Sunday, February 22, 2015

Buku Sabtu Bersama Bapak

Ah.. Belum sampai baca 10 halaman, mama sudah nahan-nahan nangis.. Bacanya sambil mimik'in alka 
Buku yang kayak gini ini yang sudah lama mama rindukan.. 



Mama belum selesai membaca buku ini, tapi sudah tidak sabar cerita ke Alka tentang isi bukunya. 

Jadi, di buku ini diceritakan tentang seorang Bapak yang tampaknya ideal sekali.. Beliau membuat video yang berisi dirinya sendiri memberikan cerita dan nasihat kepada anaknya sampai besar... Si Bapak ini membuat banyak video agar anaknya bisa tetap merasa ditemani bapaknya walau si Bapak meninggal dunia.. Yaa.. Bapaknya sengaja membuat video-video tersebut karena divonis dokter akan meninggal dalam waktu 1 tahun... Aaah.. Sediiih...

Setidaknya sampai batas baca mama sekarang, pesan moral yang bisa diambil dari buku ini adalah pentingnya sebuah perencanaan dalam menjalani hidup dan berkontribusi untuk keluarga serta orang lain..
Si Bapak tahu ia akan meninggal dalam 1 tahun ke depan, maka ia menyiapkan video untuk ditonton anak-anaknya ketika ia sudah tiada nantinya sehingg anaknya setidaknya tetap bisa merasa bapaknya "ada".. 
Bahkan jauh sebelum dirinya divonis akan segera berpulang si Bapak sudah memastikan akan ada cukup instrumen yang membuat anak istrinya mandiri tanpa dirinya..

Sunday, February 15, 2015

Kilas Balik: Detik-detik sebelum Alka Lahir

Yah. Ini tidak literally detik-detik sih alka, tepatnya sekitar 12 jam sebelum alka lahir...

Pagi 25 Okt 2014, mama dan ayah pergi ke rumah bersalin. Tidak dengan bergegas atau buru-buru yang biasa mama lihat di tv-tv saat orang mau melahirkan. Malam sebelumnya, pada check up terakhir mama, (umur kehamilan 38 minggu), ibu dokter memutuskan untuk memberi tindakan induksi ke mama karena belum ada bukaan padahal air ketuban sudah semakin berkurang dan plasenta pun terlihat sudah matang.

Siang 25 Okt 2014, mama dan ayah masih sempat makan di Donald, salah satu tempat makan favorit mama. Sebelumnya ketika sampai di rumah bersalin, ibu dokter dan ibu-ibu bidan menyarankan untuk makan terlebih dahulu. 

Foto sesaat sebelum pasang infus induksi. 

Sekitar pukul dua siang mama diinduksi dengan menggunakan infus. Induksi dilakukan  untuk merangsang mama agar bisa melahirkan. 

Masih sempat nonton santai sebelum merasa sakit.

Sempat foto santai sama keluaraga yang menunggu Alka lahir. 

Ayah menemani mama terus selama menunggu Alka lahir.


Alhamdulillah,  12 jam setelah induksi Alka lahir. Sekitar 5-6 jam pertama setelah induksi mama belum merasa sakit sama sekali. Nah.. Setelah itu barulah mama merasa sakit yang sulit untuk mama gambarkan. Tidak usah mama ceritakan dengan detail. Intinya, suatu hari nanti, kalau alka punya istri yang akan melahirkan, temanilah  dia. Dukungan suami benar-benar akan sangat berarti bagi istri selama proses melahirkan. Halah, Alka sekarang baru 3,5 bulan, mama sudah mikir gimana nanti kalo Alka sudah punya istri.. 


Monday, February 2, 2015

Keep Calm, Don't Panic!

Pak dokter: ini anak keberapa bu?
Mama: anak pertama, dok.
Pak dokter: oh iya.. Anak pertama...banyak rintangannya itu...

Itu sedikit isi percakapan mama dengan dokter bob.. Salah satu dokter anak paling "cool" yang pernah mama temui (yah sejauh ini baru 2 dokter anak buat kamu sih, alka) 
Menurut mama, mama butuh dokter seperti beliau krn biasanya setelah beliau ngomong, mama yg lagi agak panik atau khawatir bisa lebih tenang... 

Iya Alka,, mama akui mama suka panik dan khawatir berlebihan.. 

Ada saatnya kamu rewel, sering nangis dalam sehari.. Mama jadi khawatir dan bertanya-tanya kamu ada sakit apa.. Tapi ada saatnya kamu diam dan tenang saja, mama juga khawatir.. Kenapa alka tidak bersuara sama sekali iniii... 

Pernah kamu beberapa hari tidak pup, mama khawatir.. Lalu, beberapa hari kemudian kamu beberapa kali pup dlm sehari mama jadi agak was was...

Waktu cek dokter bulanan, mama sempat bertanya ke dokter...
Mama: dok, anak saya ada kalanya batuk-batuk tiba-tiba.. Tp tidak sering sih..
Dokter: yah.. Dia mungkin lagi menyesuaikan diri dengan dunia yang kejam ini..
Begitu jawabnya.. Mama antara mau ketawa sendiri dan mikir santai benar bapak dokter ini... 

Terkadang.. Semakin sering bertemu orang yg baru lihat kamu, insecurity mama meningkat.. Sampai urusan sarung tangan pun menjadi bahan pikiran..
sudah beberapa kali jika bertemu orang lain di saat kamu pakai sarung tangan, orang itu bilang sebaiknya dilepas saja... Saat lagi tidak pakai, ada yang bilang pakaikan saja... Hahahah.. Tapi untuk ini sih mama cukup punya prinsip. Intinya kalau kuku alka lagi panjang harus pakai sarung tangan. 




Beruntung kamu punya ayah yang orangnya santai (atau setidaknya terlihat santai) dan tidak panikan.. 
Beruntung juga ada uo' yang bisa bilang kalau hal ini itu wajar kok dialami sama anak bayi.. 
Kalau tidak, mungkin dah tiap minggu mama konsul sama dokter bob..