Wednesday, September 17, 2014

Para Pewarna Hidup: Hakim Masyarakat

Dear baby,
Alhamdulillah umur kamu di perut mama sudah 32-33 minggu. Terus terang, selain perasaan semangat dan bahagia menyambut lahirnya kamu,mama sudah semakin deg-degan dan cemas. 

"Gimana nanti pas melahirkan? Sakitnya gimana? Bisa normal tidak yaa?"...

Siap-siap juga bakal ditanyain sama teman, sanak saudara, ibu-ibu, dan mungkin bapak-bapak lain. "Lahirnya normal kan? Asinya keluar kan?" Mama berharap semuanya bisa mama jawab "ya, alhamdulillah"... Tapi kalau tidak, bagaimana? Terkadang, beberapa hal yang mama lakukan masih terpengaruh dengan pikiran "nanti, apa kata orang kalau mama begini begini begini..." Tapi sejak mama hamil ini, mama berusaha untuk tidak begitu terpengaruh dengan "apa kata orang" .. Soalnya sifat mau tahu dan menghakimi di masyarakat kita sudah begitu adanya. Lagipula, walaupun kita biasanya merasa dihakimi dengan pertanyaan macam-macam, mungkin saja semua itu karena mereka peduli dan ingin memberikan saran terbaik dari mereka. 

Di masa-masa hamil ini mama berusaha melakukan apa pun yang menurut mama baik untuk kesehatan kamu dan kelancaran kelahiran kamu. Namun, bisa saja yang mama lakukan ini tidak sesuai dengan apa yang terbaik menurut masyarakat sekitar. Jika menemui hal seperti ini, mama biasanya senyum-senyum saja dan biasanya ditambah dengan angguk-anggukan kecil ( kalo ngangguk-ngangguk besar, nanti mama dikira mabok :> )

Oh ya, sejak hamil ini mama juga mulai mengontrol mulut. Jaga-jaga untuk tidak nanya hal-hal seperti "kamu melahirkannya normal atau operasi"? "Pakai asi ato susu formula"? Mama takut saja yang ditanyain ini jadi agak tertekan kalau-kalau jawabannya "tidak". Padahal kalaupun jawabannya "tidak" mama bisa mengerti, pasti ada kondisi yang memang memaksa si ibu untuk tidak menjalani hal yang menurut masyarakat umum lebih benar dan baik. Bisa juga melahirkan dengan operasi atau pakai susu formula adalah memang pilihan si ibu karena menurutnya itu cara yang paling baik dan cocok baginya. 

Mama pikir-pikir, terkadang yang membuat beban hidup orang terasa lebih besar, terutama ibu-ibu adalah kekurangmampuan ibu-ibu menghadapi para "hakim-hakim masyarakat". Yang mama maksud hakim-hakim masyarakat seperti org-orang yang suka bilang" kenapa cuma minum susu uht pas hamil? Harusnya susu hamil, bu"... " kenapa melahirkannya operasi? Pasti dulu sering minum air es".. 

Nah, seperti yang mama bilang di awal tadi, mama semakin deg-degan dan cemas. Karena hakim-hakim masyarakat akan terus ada selama kita hidup. Untuk yang ibu-ibu, pertanyaan seperti "anaknya kenapa dimasukin ke playgroup?", "anaknya kenapa dikasih makan es krim, kan ga baik" sampai pertanyaan "nanti anaknya masuk jurusan apa? Kenapa bukan masuk kedokteran saja?" ... 

Hakim-hakim masyarakat ini sebenarnya ada baiknya. Karena bisa memotivasi orang yang "dihakimi" berbuat lebih baik (sesuai dengan norma yang dipegang masyarakat di suatu lokasi). Tapi kalau ini jadi satu-satunya motivasi, mama pasti akan stress sendiri, karena kita tidak bisa memuaskan semua keinginan orang padahal yang menjalani hidup adalah kita.. Yang tahu kondisi hidup kita, ya kita sendiri juga... 

Tapi tenang saja baby, perasaan mama dan ayah lebih banyak excitednya untuk menyambut, merawat dan membimbing kamu sampai besar. Sebentar lagi ya baby... ^^

No comments:

Post a Comment